Penampakan fisik ikan papuyu yang menjadi komoditas unggulan Kalimantan Selatan (Foto: depapuyu-farm.com for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kota Batu - Kementerian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot pengembangan budidaya ikan papuyu di wilayah Kalimantan Selatan.
Ikan papuyu yang merupakan salah satu jenis ikan lokal yang populer di Kalimantan Selatan. KKP optimistis ikan papuyu dapat menggerakkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Ikan papuyu di Jawa dikenal dengan sebutan ikan betok/betik dengan nama latin Anabas testudineus.
Kegiatan pengembangan budidaya ikan lokal selaras dengan program pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Ini menjadi salah satu program terobosan KKP 2021-2024," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 11 Juli 2021, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Menurut dia, komoditas ikan papuyu merupakan salah satu jenis ikan lokal yang populer dan memiliki nilai ekonomi tinggi di wilayah Kalimantan. Saat ini permintaannya terus mengalami peningkatan.
"Sebagaimana disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, KKP saat ini fokus membangun kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Oleh karenanya KKP mendukung penuh produksinya," tegas Haeru.
Ia mengingatkan bahwa sektor perikanan digadang sebagai penyokong ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi pada masa pandemi Covid-19.
Teknologi budidaya ikan papuyu telah dikembangkan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin. KKP berencana memberikan bantuan benih unggulnya, pakan, pendampingan hingga teknologinya.
"Kami sangat mengapresiasi capaian BPBAT Mandiangin. Ke depan, Pusat akan terus mendukung, agar keberhasilan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu, dari teknologi yang telah dikembangkan oleh BPBAT Mandiangin, langsung didiseminasikan kepada masyarakat pembudidaya khususnya di Kalimantan Selatan. Harapannya produksi perikanan budidaya di sana dapat terus meningkat, sehingga kebutuhan pangan terpenuhi dan ekonomi pembudidaya di sana otomatis akan naik," jelasnya.
Kepala BPBAT Mandiangin Andy Artha Oktopura menyatakan pengembangan budidaya ikan papuyu berbasis kawasan di Kabupaten Banjar diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berbasis kearifan lokal.
Ia memaparkan, potensi lahan budidaya ikan papuyu di Kabupaten Banjar tersentral di Kecamatan Karang Intan. Luas potensinya mencapai 100 hektare dengan potensi ekonomi mencapai Rp 600 miliar per tahun apabila dikembangkan secara optimal dari hulu ke hilir. Juga bisa menyerap tenaga kerja kurang lebih 500-800 orang per tahun.
Namun, saat ini, lanjutnya, kondisi eksisting budidaya ikan papuyu di Kecamatan Karang Intan baru mencapai kurang lebih 10 hektare. Sehingga perlu terus dikembangkan untuk mewujudkan Kabupaten Banjar yang maju dan mandiri.
Sebagai informasi, teknologi budidaya yang dikembangkan BPBAT Mandiangin diperkirakan menghasilkan produktivitas ikan papuyu di area perkolaman mencapai 90 ton/hektare/siklus.
Pembesaran Ikan Papuyu memerlukan waktu 5 hingga 6 bulan dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 90 persen.(*)
John